Prosesi Pernikahan Adat Jawa yang Sarat Nilai-nilai Kebersamaan
2 mins read

Prosesi Pernikahan Adat Jawa yang Sarat Nilai-nilai Kebersamaan


Ilustrasi makna dan filosofi Ngunduh Mantu (Sumber Gambar: Pinterest/Aulia)

KabarJawa.com – Dalam khazanah budaya Jawa, seluruh prosesi pernikahan yang dilakukan tidak hanya sekadar perayaan, melainkan juga mengandung filosofi yang dalam. Salah satunya adalah Ngunduh Mantu, sebuah tradisi yang hingga kini masih dilaksanakan di berbagai daerah Jawa.

Walaupun zaman terus berubah, prosesi ini tetap bertahan karena nilai yang dikandungnya tidak lekang oleh waktu.

Makna Filosofi Ngunduh Mantu

Secara harfiah, istilah ngunduh mantu berarti “memetik menantu”. Ungkapan ini melambangkan penerimaan mempelai wanita sebagai bagian dari keluarga besar mempelai pria.

Prosesi ini menjadi simbol pengakuan, penghormatan, sekaligus bentuk kesiapan keluarga pria untuk merawat, melindungi, serta menjalin keharmonisan dengan keluarga baru mereka.

Lebih jauh, ngunduh mantu bukan hanya soal penyambutan formal. Tradisi ini juga menjadi sarana memperkenalkan menantu kepada lingkungan sosial pihak pria, mulai dari tetangga hingga kerabat dekat.

Dengan begitu, ikatan kekeluargaan semakin erat, rasa kebersamaan tumbuh, dan hubungan antar dua keluarga besar menjadi lebih harmonis.

Di dalamnya tersimpan pula simbol-simbol penting. Kesetiaan dimaknai sebagai harapan agar pasangan senantiasa setia dalam rumah tangga. Kesucian menggambarkan kemurnian hubungan yang baru terjalin.

Perlindungan melambangkan doa agar keluarga baru senantiasa terjaga dari hal-hal buruk. Sementara harapan akan keturunan menjadi doa agar pasangan dianugerahi generasi penerus yang membawa kebaikan.

Ngunduh Mantu sebagai Warisan Budaya

Tradisi ngunduh mantu tidak hanya mempererat hubungan keluarga, tetapi juga menjadi bentuk nyata pelestarian nilai budaya Jawa.

Nilai-nilai gotong royong, kekeluargaan, dan spiritualitas hadir dalam setiap rangkaian acaranya. Biasanya, prosesi ini diiringi doa-doa dan ritual untuk memohon keberkahan, kebahagiaan, serta kelanggengan rumah tangga pengantin.

Berdasarkan laman STKIP Subang, diketaui bahwa ngunduh mantu dilakukan setelah pernikahan. Rangkaian acaranya bisa beragam, tergantung daerah, namun inti prosesi tetap sama yaitu penyambutan mempelai wanita ke dalam keluarga pria.

Beberapa bentuk kegiatan yang kerap dilaksanakan antara lain kirab pengantin, doa bersama, hingga pengajian sebagai ungkapan syukur.

Filosofi Kebersamaan dalam Ngunduh Mantu

Pada hakikatnya, ngunduh mantu adalah simbol penyatuan dua keluarga besar. Tradisi ini menjadi pengingat bahwa pernikahan bukan hanya menyatukan dua individu, tetapi juga menghubungkan dua lingkungan sosial yang berbeda.

Dari situlah tercipta harmoni, rasa memiliki, dan kebersamaan yang menjadi dasar penting dalam membangun rumah tangga baru.

Hingga kini, ngunduh mantu masih lestari karena masyarakat Jawa percaya bahwa prosesi ini bukan sekadar adat, melainkan sarana menjaga hubungan baik antar keluarga, sekaligus bentuk penghormatan terhadap leluhur yang telah mewariskan nilai-nilai luhur tersebut.***

News
Berita
News Flash
Blog
Technology
Sports
Sport
Football
Tips
Finance
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Kekinian
News
Berita Terkini
Olahraga
Pasang Internet Myrepublic
Jasa Import China
Jasa Import Door to Door